Saturday, January 6, 2018

Teks Editorial(Pengertian, Struktur,Ciri, Fungsi, Kaidah Kebahasaan, Contoh)

Teks Editorial(Pengertian, Struktur,Ciri, Fungsi, Kaidah Kebahasaan, Contoh)



Teks Editorial atau biasa juga disebut Teks Opini, kalian juga pernah kan melakukan opini mengenai sesuatu, entah itu mengenai teman anda, dan juga hal hal disekitar kalian.

Adapun yang akan kita bahasa ini adalah pengertian teks editorial. strukstur, ciri-ciri ,kaidah kebahasaan, Manfaat, contoh dari teks editorial.



Pengertian Teks Editorial 


Teks editorial adalah teks yang berisikan pendapat pribadi mengenai isu/masalah yang sedang banyak dibicarakan yang mana isu tersebut memang aktual/benar terjadi.



Struktur Teks Editorial


1. Pernyataan Pendapat

Pernyatan pendapat ini berisikan penyataan dari sudut pandang seorang penulis terhadap suuatu permasalahan yang diangkatnya dalam sebuah teks.

Pernyataan ini biasanya hanya sebuah teori yang selanjutnya dipertegaskan dalam isian argumentasi.

2. Argumentasi

Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam pernyataan pendapat, argumentasi ini berupa pernyatan yang umum atau dapat juga berupa pernyataan dari sebuan hasil penelitian, penyataan para ahli, atau fakta nyata dan didukung dari referensi yang terpercaya.

3. Pernyataan/Penegasan Ulang Pendapat

Bagian ketiga ini berisikan penguatan kembali atas pendapat yang sudah didukung dengan fakta-fakta dan bukti dibagian argumentasi.



Kaidah Kebahasaan/Aturan Bahasa


1. Adverbia, Kata yang digunakan untuk mengambarkan makna dari suatu kalimat, dan juga dipertegas dengan kata keterangan(averbia frekuentif)


2. Konjungsi, kata penghubung yang salah satu kata dan


3. Verba material, adalah verba yang menunjukan perbuatan ataupun tindakan yang ingin dilakukan oleh penulis, contoh ibu memasak jengkol, kata memasak inilah yang termasuk verba material.


4. Verba rasional, adalah verba yang digunakan sebagai pelengkap dari sebuah frasa, contoh aku 
selalu mandi dirumah, kata selalu yang dimaksud verba rasional yang gunanya sebagai pelengkap.


5. Verba mental, adalah verba yang menggambarkan ekpresi melalui sebuah ungkapan, contoh saya kecewa akan keputusan itu, kata kecewa inilah yang termasuk ke dalam verba mental.



Fungsi Teks Editorial


Bisa dilihat secara umum bahwa teks editorial memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

1. Menyampaikan aspirasi/pendapat kepada publik melalui jalur intelektual yang bersifat dialektis dan tanpa kekerasan.

2. Pendapat/gagasan dalam teks editorial bersifat analitik berdasarkan fakta dan logika pemikiran sehingga teks ini lebih dari sekedar berita.

3. Teks editorial berfungsi sebagai sarana edukatif bagi publik pembaca.

4. Tak jarang teks editorial berisi kritik dan solusi sebagai tindak lanjut dari analisis yang terangkum dalam pernyataan pendapat/gagasan.

5. Teks editorial yang bermutu bisa menjadi acuan untuk memperbaiki keadaan sosial, politik, budaya, agama, dan segala aspek kemanusiaan yang sedang menjadi permasalahan hangat di kalangan masyarakat.



Ciri-Ciri Teks Editorial


1. Berisi fakta umum dan pendapat pribadi penulis.

2. Bersifat analisis.

3. Menggunakan pemikiran logis dalam menyampaikan pendapat

4. Di tulis dalam perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat sehingga jika dilihat dari perspektif yang berbeda, kebenaran tersebut bisa bermakna lain atau malah sebaliknya.

5. Dimulai dari pemaparan fakta umum terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan pemaparan pendapat. Hal ini bisa terjadi sebaliknya. Lebih jelasnya simak pada bagian penjelasan tentang struktur teks editorial.

6. Bersifat argumentatif sehingga teks ini bisa saja disebut sebagai teks argumentatif atau berisi pemaparan argumen/pendapat/gagasan.

7. Menggunakan kaidah kebahasaan tertentu sebagaimana yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya.







Contoh Teks Editorial



Ancaman Di Jalan Raya

Pernyataan Pendapat

Tiap tahun jumlah kendaraan bermotor di pulau Jawa selalu bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan jumlah permintaan atas kendaraan bermotor baik yang roda dua ataupun empat.

Hal tersebut tentunya membuat kondisi di jalan raya selalu ramai dan macet setiap harinya.


Argumentasi
Setiap beberapa tahun sekali jalan raya tak hanya diperbaharui aspalnya, namun juga diperlebar mengingat jumlah kendaraan yang lewat semakin ramai.

Tak hanya itu, jalan raya yang dulunya bisa dua arah kini banyak yang dibuat searah mengingat kemacetan yang terjadi sudah sulit diatasi.

Perkara jumlah kendaraan yang bertambah setiap tahunnya tak hanya berdampak pada kemacetan semata, namun juga berdampak pada peningkatan jumlah kecelakaan yang terjadi di jalan raya.

Secara psikologis, kemacetan selalu membuat para pengendara habis kesabaran dan cenderung ingin saling mendahului.

Di lampu merah terutama, sering terlihat banyak sepeda motor yang berhenti melebihi batas yang disediakan. Tak jarang sebelum lampu berubah menjadi hijau, beberapa kendaraan telah melaju duluan. Hal tersebut tentu sangat berbahaya dan tak jarang kecelakaanpun terjadi.

Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu meningkat.

Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah 22.158 jiwa dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683 jiwa.

Sementara itu, jumlah total kecelakaan yang terjadi pada tahun 2015 adalah 87.878 kali dan pada tahun 2016 sejumlah 96.635 kali.

Tentu angka tersebut menimbulkan kerugian yang tak terkira jumlahnya.
Lantas apa solusi untuk mengurangi resiko kecelakaan ini?
Sementara pemerintah telah meningkatkan jumlah dan mutu pelayanan transportasi umum seperti bus, kereta, dan pesawat.

Namun demikian, alat transportasi darat seperti bus dan angkot masih belum menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian karena memang tidak sepraktis dan seekonomis kendaraan pribadi seperti motor.

Hal ini masih menjadi PR bagi pemerintah untuk mengupayakan keselamatan masyarakat dalam melakukan mobilitas.

Sebenarnya masyarakat tak hanya pasif dalam hal ini, sejumlah solusi dan pendapatpun telah disuarakan sebagai kritik, misalnya pemerintah selalu menambah kuota jumlah kendaraan yang bisa dipasarkan di Indonesia dan tidak segera memperbaharui dan mempercanggih alat transportasi umum.

Bahkan sekarang, untuk mendapatkan kendaraan bermotor sangat mudah dengan cara kredit yang bahkan tanpa uang muka.

Hal ini sebenarnya mengerikan karena mindset masyarakat tak akan pernah berubah dan memilih kendaraan umum sebagai sarana transportasi utama. Kalaupun pemerintah berusaha meredam pemakaian kendaraan bermotor dengan cara menaikan harga bahan bakar dan menaikkan tarif pajak, hal tersebut tak akan berdampak banyak.
Semestinya pemerintah membuat kebijakan baru, yakni mempersulit atau mengurangi angka pembelian kendaraan bermotor yang diimbangi dengan penambahan jumlah, mutu, dan jalur bagi kendaraan umum sehingga situasinya bisa seperti zaman dahulu, yakni warga lebih memilih kendaraan umum untuk bepergian.


Pernyataan Ulang Pendapat

Kemacetan yang terjadi di jalan raya akibat banyaknya jumlah kendaraan yang melintas tak hanya berdampak sepele.

Ancaman di jalan raya bukanlah mitos bahwa resiko keselamatan mengendarai kendaraan pribadi untuk bepergian hanyalah 50% saja.

Berhati-hati kadangkala bukanlah jaminan, pasalnya di jalan raya para pengendara berhadapan dengan pengendara lainnya yang kadangkala ceroboh dalam berkendara.


EmoticonEmoticon